Monday 10 April 2017

Perbedaan Standar Akuntansi Indonesia dengan Perancis



Nama Anggota Kelompok : -Rivaldy Oktaveryanto (27213846)
                                                -Yuna Indriani (28213586)

Standar Akuntansi di Indonesia
1.     PSAK-IFRS
PSAK-IFRS adalah singkatan dari Pernyataan Standar Akuntansi Keungan – International Financial Report Standard. PSAK merupakan nama lain dari SAK yang diterapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia pada tahun 2012 lalu. Dalam PSAK, sangat penting untuk menerapkannya ke dalam entitas yang bersifat umum, antara lain: emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan BUMN.
Seperti halnya SAK pada umumnya, PSAK bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan bagi pengguna laporan keuangan. Penggunaan IFRS sendiri juga bukan tanpa alasan. Indonesia merupakan anggota IFAC yang menjadikan IFRS sebagai standar akuntansi meeka, sehingga mau tidak mau Indonesia harus mematuhi kesepakatan antar anggota.
2.     SAK-ETAP
SAK-ETAP adalah standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik. Umumnya, ETAP digunakan untuk entitas yang akuntabilitas publiknya tidak signifikan dan laporan keuangannya hanya untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. ETAP sendiri menggunakan IFRS untuk Small Medium Enterprises sebagai acuan penerapan standar. Dengan kata lain, ETAP merupakan anak dari IFRS.
Sebagai ‘anak’ dari IFRS, ETAP merupakan hasil penyederhanaan IFRS. Penyederhanaan tersebut meliputi: tidak adanya laporan laba/rugi komprehensif; penilaian untuk aset tetap, aset tak berwujud, dan properti investasi setelah tanggal perolehan hanya menggunakan harga perolehan, tidak ada pilihan menggunakan nilai revaluasi atau nilai wajar; serta tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak tangguhan karena beban pajak diakui sebesar jumlah pajak menurut ketentuan pajak.
3.     PSAK-Syariah
Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Indonesia tentu memerlukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan hukum syariah. Adanya lembaga-lembaga berbasis syariah seperti bank syariah, pegadaian syariah, badan zakat, dan sebagainya tentu membutuhkan sebuah lembaga yang memiliki standar syariah. Inilah tujuan PSAK Syariah, yakni sebagai pedoman lembaga-lembaga yang menggunakan kebijakan syariah.
Penggunaan PSAK Syariah sendiri dilakukan oleh entitas yang terlibat dalam transaksi syariah, baik entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah. Pengembangan PSAK Syariah dibuat berdasarkan acuan fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh MUI.

4.     SAP
SAP atau Standar Akuntansi Pemerintah ini diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. SAP ditetapkan sebagai Peraturan Pemerintah (PP) yang diterapkan untuk entitas pemerinah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
Secara garis besar, SAP disusun untuk instalasi kepemerintahan, baik pusat maupun daerah, untuk menyusun laporan keuangan dalam pemerintahan. Penyusunan ini bertujuan untuk menjamin transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara agar dapat mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih.
Standar Akuntansi di Perancis
Perancis merupakan pendukung utama penyeragaman akuntansi nasional di dunia. Kementrian Ekonomi Nasional menyetujui Plan Comptale General ( kode akuntansi nasional ) resmi yang pertama pada bulan September 1947. Pada Tahun 1986, renana tersebut diperluas untuk melaksanakan ketentuan dalam Direktif Ketujuh UE terhadap laporan keuangan konsolidasi dan revisi lebih lanjut pada tahun 1999. Plan Comptable General berisi :
    • tujuan dan prinsip akuntansi seta pelaporan keuangan
    • definisi aktiva, kewajiban, ekuitas pemegang saham, pendapatan dan beban
    • atauran pengakuan dan penilaian
    • daftar akun standar, ketentuan mengenai penggunaannya, dan ketentuan tata buku lainnya
    • contoh laporan keuangan dan aturan penyajiannya2

Ciri khusus akuntansi di Perancis adalah terdapatnya dikotomi antara laporan keuangan perusahaan secara tersendiri dengan laporan keuangan kelompok usaha yang dikonsolidasikan. Meskipun akun-akun perusahaan secara tersendiri harus memenuhi ketentuan pelaporan wajib, hukum memperbolehkan perusahaan Perancis untuk mengikuti Standar Pelaporan Keuangan internasional.


Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Lima organisai utama yang terlibat dalam proses penetapan standar di Prancis adalah :
  1. Counseil National de la Comptabilite atac CNC (Badan Akuntansi Nasional)
  2. Comite de la Reglemetation Comptable or CRC (Komite Regulasi Akntansi)
  3. Autorite des Marches Financiers or AMF (Otoritas Pasar Keuangan)
  4. Ordre des Experts-Comtable or OEC (Ikatan Akuntansi Publik )
  5. Compagnie Nationale des Commisaires aix Comptes or CNCC (Ikatan Auditor Kepatuhan Nasional)

Di Perancis profesi akuntansi dan auditing sejak dahulu telah terpisah. Akuntan dan auditor Perancis diwakili oleh kedua lembaga, yaitu OEC dan CNCC, meski terdapat sejumlah orang yang menjadi anggota keduannya. Sesungguhnya, 80% akuntan dengan kualifikasi di Perancis memiliki kedua klasifiksi tersebut. Dua lembaga profesional memiliki hubungan dekat dan bekerja sama untuk kepentingan bersama. Kedua terlibat dalam pengembangan standar akuntansi melalui CNC dan CRC dan keduannya mewakili Perancis di IASB


Pelaporan Keuangan
Perusahaan Prancis harus melaporkan berikut ini :
  1. Neraca
  2. Laporan laba rugi
  3. Catatan atas laporan keuangan
  4. Laporan direktur
  5. Laporan auditor

Laporan keuangan seluruh perusahaan perseroaan dan perusahaan dengan kewajiban terbatas lainnya yang melebihi ukuran tertentu harus diaudit. Perusahaan besar juga harus menyiapka dokumen yang terkait dengan pencegahan kepailitan perusahaan dan laporan sosial, yang keduanya hanya terdapat di Perancis.

Ciri utama pelaporan di Perancis adalah ketentuan mengenai pengungkapan catatan kaki yang ekstensif dan detail yang meliputi hal-hal berikut :
  • Penjelasan mengenai aturan pengukuran yang diberlakukan
  • Perlakuan akuntansi untuk pos-pos dalam mata uang asing
  • Laporan perubahan aktiva tetap dan depresiasi
  • Detail provisi
  • Detail revaluasi yang dilakukan
  • Analisis piutang dan utang sesuai masa jatuh tempo
  • Daftar anak perusahaan dan kepemilikan saham
  • Jumlah komitmen pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya
  • Detail pengaruh pajak terhadap laporan keuangan
  • Rata-rata jumlah karyawan sesuai golongan
  • Analisis pendapatan menurut aktivitas dan geografis

Pengukuran akuntansi
Akuntansi di Perancis memiliki karakteristik ganda : Perusahaan secara tersendiri harus mematuhi paraturan yang tetap, sedangkan kelompok usaha konsolidasi memiliki fleksibilitas lebih besar. Akuntansi untuk perusahaan secara individual merupakan dasar hukum untuk membagikan dividen dan menghitung pendapatan kena pajak.

Metode pembelian (purchase method) umumnya digunakan untuk mencatat penggabungan usaha, namum metode penyatuan kepemilikan (pooling method) dapat digunakan dalam beberapa kondisi. Muhibah (goodwill) umumnya dikapitalisasi dan diamortisasi terhadap laba, namun tidak ditentukan berapa lama periode amortisasi yang maksimum. Goodwill tidak perlu diuji untuk penurunan nilai . Konsolidasi proporsional digunakan untuk usaha patungan dan metode ekuitas digunakan untuk mencatat investasi pada perusahaan yang tidak dikonsolidasikan, yang dapat dipengaruhi secara signifikan. Praktik translasi mata uang asing sama dengan IAS 21. Aktiva dan kewajiban anak perusahan yang berdiri sendiri ditranslasikan dengan menggunakam metode kurs penutupan (akhir tahun) dan perbedaan translasi dimasukan ke dalam ekuitas.

 Sumber   : http://hikmaningtyas.blogspot.co.id/2014/04/akuntansi-internasional-perancis.html
                  http://gianpriastamazone.blogspot.co.id/2012/10/perbandingan-perkembangan-sistem.html

Tuesday 14 March 2017

DIMENSI TRANSAKSI AKUNTANSI DI PERUSAHAAN MULTINASIONAL

          Akuntansi merupakan sistem informasi organisasi baik bisnis maupun non-bisnis yang fungsinya menyajikan informasi keuangan untuk pihak-pihak yang berkepentingan. Penjualan barang dagang, pembayaran gaji, dan pembelian kredit merupakan contoh peristiwa bisnis yang dicatat akuntansi. Akuntansi juga lazim digunakan untuk membandingkan prestasi kerja suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
          Perkembangan hubungan organisasi dan bisnis menuju hubungan global, mengharuskan rekayasa informasi keuangan juga harus dapat menghasilkan infromasi yang dapat memenuhi kebutuhan organisasi global.
          Akuntansi internasional adalah akuntansi yang merujuk pada transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing, dan bidang akuntansi lainnya.
Akuntansi internasional mempunyai peranan yang sama, yang berbeda hanya pada entitas yang dilaporkan. Entitas yang dilaporkan dalam hal ini adalah perusahaan multinasional dengan operasidan transaksi yang melintasi batas-batas Negara, sehingga kewajiban pelaporan juga biasanya kepada para pengguna di luar Negara selain entitas pelaporan. Cakupan dalam akuntansi adalah pengukuran, pengungkapan, dan pemeriksaan.
  1. Pengukuran merupakan proses mengidentifikasi, mengelompokkan, dan menghitung aktivitas ekonomi atau transaksi. Pengukuran memberikan masukan yang mendalam mengenai profitabilitas operasi suatu perusahaan dan kekuatan posisi keuangannya.
  2. Pengungkapan adalah proses dimana pengukuran akuntansi dikomunikasikan kepada para pengguna yang diharapkan, hal ini mencakup isu-isu seperti apa yang dilaporkan, kapan, dengan cara apa, dan kepada siapa.
  3. Auditing merupakan jasa yang dilakukan oleh auditor terhadap keandalan proses pengukuran dan komunikasi


A. Pertumbuhan dan Penyebaran Operasi Multinasional
          Bisnis Internasional secara tradisional terkait dengan perdagangan luar negeri. Kegiatan yang berakar dari masa lampau ini akan terus berlanjut tanpa terputus. Ketika di masa lalu perdagangan jasa biasanya kalah penting jika dibandingkan dengan perdagangan barang. Saat ini perdagangan jasa mendapatkan keuntungan yang lebih signifikan dan berkembang dengan tingkat yang lebih cepat daripada perdagangan barang.
         Topik akuntansi yang utama berhubungan dengan kegiatan ekspor dan impor adalah akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing.
          Saat ini, bisnis internasional melebihi perdagangan luar negeri dan meningkatkan asosiasi dengan investasi asing langsung, yang meliputi pendirian sistem manufaktur atau distribusi di luar negeri dengan membentuk afiliasi yang dimiliki seutuhnya, usaha patungan, atau aliansi strategis.
          Pada tingkat perusahaan, aktivitas investasi langsung terlihat dengan adanya pengungkapan segmen perusahaan dan daftar kepemilikan saham pada perusahaan afiliasi. Operasi yang dilaksanakan di luar negeri membuat manajer keuangan dan akuntan menghadapi resiko berupa semua jenis masalah yang tidak mereka hadapi ketika operasi perusahaan dilaksanakan di dalam wilayah suatu negara.


B. Kompetisi Global
          Faktor lain yang penting dalam akuntansi internasional adalah fenomena kompetisi global. Penentuan acuan, suatu tindakan untuk membandingkan kinerja satu pihak dengan suatu standar yang memadai, bukanlah hal yang baru. Hal yang baru adalah standar perbandingan yang kini melampaui batas-batas nasional.
          Dalam penentuan acuan terhadap pesaing internasional, seseorang harus berhati-hati untuk memastikan bahwa perbandingan yang dilakukan benar-benar dapat dibandingkan. Sebagai contoh alat ukur kinerja yang sering digunakan adalah pengembalian atas ekuitas (Return Of Equity).
          Beberapa aspek yang menyebabkan terjadinya perbedaan akuntansi di dunia adalah antara lain:
  1. Pertumbuhan Ekonomi. Semakin pesat pertumbuhan ekonomi semakin berkembang kegiatan bisnis dengan demikian juga semakin besar tuntutan informasi akuntansi perusahaan dari pemakai informasi
  2. Inflasi. Bagi negara-negara yang berpengalaman mengalami inflasi cukup tinggi standar akuntansinya mencakup standar akuntansi inflasi, sedangkan bagi negara-negara yang tidak pernah ata tidak sadar akan inflasi standar akuntansinya tidak mencakup masalah-masalah inflasi
  3. Sistem Politik. Untuk negara-negara yang menganut sistem demokrasi, laporan keuangan yang disusun perusahaan dinegara tersebut cenderung lebih transparan, lebih rinci, dan lebih lengkap. Hal ini disebabkan oleh tuntutan pemakai informasi yang kedudukannya kuat relative sama dengan perusahaan atau organisasi penyaji informasi keuangan.
  4. Pendidikan. Semakin maju pendidikan suatu negara semakin banyak ahli-ahli di bidang akuntansi. Semakin banyak akuntan ahli semakin canggih informasi akuntansi yang dapat diberikan kepada pemakai informasi. Dengan semakin maju tingkat pendidikan akuntansi, semakin banyak pula aktivitas riset di bidang akuntansi yang akan menambah kualitas standard dan praktik-praktok akuntansi.
  5. Profesi Akuntan. Semakin maju tingkat pendidikan dan ekonomi suatu negara, profesi akuntan juga semakin kuat dan kemungkinan besar profesi tersebut dapat mendorong perbaikan dan oengembangan akuntansi, baik standar maupun praktik akuntansi.
  6. Peraturan Perpajakan. Undang-undang pajak di suatu negara mempunyai pengaruh terhadap perkembangan standar dan praktik akuntansi
  7. Pasar Uang dan Modal. Semakin maju pasar uang dan pasar modal di suatu negara maka semakin maju pula akuntansinya. Hal ini disebabkan oleh persyaratan perusahaan yang akan mendaftarkan sebagai perusahaan go public di pasar modal.


C. Evolusi dan Peran Bisnis Internasional
          Bisnis internasional adalah bisnis yang wilayahnya meliputi wilayah internasional yaitu dua negara atau lebih sehingga di dalamnya termasuk bisnis regional dan bisnis internasional. Dalam buku Internastional Accounting (Radebaugh, 1993) membagi perkembangan bisnis internasional ke dalam emoat tahap yairu : zaman praindustralisasi, zaman industralisasi, zaman setelah perang dunia II, dan zaman multinasional.

D. Aspek Akuntansi pada Bisnis Internasional
          Pada waktu perusahaan akan melakukan transaksi, menjual saham atau obligasi biasanya masing-masing perusahan harus menyampaikan informasi keuangannya, dalam bisnis internasional penyampaian informasi keuangan memiliki kendala bahasa mata uang, dan standar akuntansi keuangan. Kendala demikian memerlukan bantuan ahli akuntansi internasional yang memahami berbagai bahasa, mata uang asing dan standar akuntansinya.



Sumber :

Wednesday 9 November 2016

KAITAN KODE ETIK BISNIS DENGAN KODE ETIK PROFESI AKUNTAN

Mengacu pada pengertian profesi dalam arti luas diartikan sebagai “pekerjaan penunjang nafkah hidup” dan aktivitas bisnis dapat dianggap sebagai profesi. Bisnis dan Profesi merupakan dua kata yang saling berkaitan. Bisnis dapat diartikan sebagai suatu lembaga atau wadah dimana didalamnya berkumpul banyak orang dari berbagai latar belakang pendidikan dan keahlian untuk bekerjasama dalam menjalankan aktivitas produktif dalam rangka memberikan manfaat ekonomi. Dan profesi merupakan orang-orang yang bekerja didalam lingkup bisnis tersebut.

Jika berbicara keterkaitanya Etika bisnis dan Etika profesi Akuntan, jelas keduanya memiliki keterkaitan. Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain dengan kode etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi. 

Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu; kompetensi,  objektif dan mengutamakan integritas.  Kasus enron, xerok, merck, vivendi universal dan bebarapa kasus serupa lainnya  telah membuktikan  bahwa etika sangat diperlukan dalam bisnis. Tanpa etika di dalam bisnis, maka perdagangan tidak akan berfungsi dengan baik.

Kita harus mengakui bahwa akuntansi adalah bisnis, dan tanggung jawab utama dari bisnis adalah memaksimalkan keuntungan atau nilai shareholder. Tetapi kalau hal ini dilakukan tanpa memperhatikan etika, maka hasilnya sangat merugikan. Banyak orang yang menjalankan bisnis tetapi tetap berpandangan bahwa bisnis tidak memerlukan etika. Hal tersebut tidak sama sekali benar, karena akan merugikan berbagai pihak. Hendaknya setiap pelaku bisnis menjalankan bisnisnya sesuai degan kode etik dan prinsip etika yang berlaku. Semua hal yang dilakukan dengan benar akan menghasilkan sesuatu yang  bermanfaat kepada banyak pihak. Karena pada kenyataannya kode etik bermanfaat untuk mengurangi risiko kerusakan di lingkungan sekitar.

Sumber :
http://irmahandayaniaccounting.blogspot.co.id/2016/11/kaitan-etika-bisnis-dan-etika-profesi.html

CONTOH KODE ETIK PADA BISNIS

Dalam berbisnis tentu harus memiliki aturan dan etika untuk memajukan usaha atau bisnis yang kita jalankan. Sebuah usaha akan maju dan berkembang jika pengelola bisnis memiliki etika yang baik dan memiliki kecerdasan dalam tim.
Berikut contoh kode etik pada bisnis :

1. Pengendalian diri

Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang atau memakan pihak lain dengan menggunakan keuntungan tersebut. Walau keuntungan yang diperoleh merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang “etik”

2. Pengembanan akan tanggung jawab secara sosial

Bahwa setiap perusahaan memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingan yang diantaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan mencakup aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.

3. Menciptakan persaingan yang sehat

Persaingan wajar dengan mematuhi aturan main tertentu disebut persaingan sehat dan memberi dampak positif bagi pihak-pihak yang bersaing, aitu adanya motivasi untuk lebih baik

4. Menerapkan konsep “Pembangunan Berkelanjutan”
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang.

5. Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)

Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.

6. Mampu menyatakan Benar dan Salah

Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit  (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.

7. Menumbuhkan sikap saling percaya antar golongan pengusaha

Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada sikap saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis

8. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main bersama

Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada “oknum”, baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan “kecurangan” demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan “gugur” satu demi satu

9. Memelihara kesepakatan

Memelihara kesepakatan atau menumbuh kembangkan Kesadaran dan rasa Memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis. Jika etika ini telah dimiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.

10. Menuangkan ke dalam hukum positif

Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut. 


Sumber :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA PADA BISNIS

1.       Leadership
Kepemimpinan yang beretika menggabungkan antara pengambilan keputusan yang beretika dan perilaku yang beretika. Tanggung jawab utama dari seorang pemimpin adalah membuat keputusan yang beretika dan berperilaku yang beretika pula. Ada beberapa hal yang harus dilakukang oleh seorang pemimpin yang beretika yaitu :
·         Mereka berperilaku sedemikian rupa sehingga sejalan dengan tujuannya dan organisasi.
·         Mereka berlaku sedemikian rupa sehingga secara pribadi, dia merasa bangga akan perilakunya.
·         Mereka berperilaku dengan sabar dan penuh keyakinan akan keputusan yang diambilnya dan dirinya sendiri.
·         Mereka berperilaku dengan teguh. Ini berarti berperilaku secara etika sepanjang waktu, bukan hanya bila dia merasa nyaman untuk melakukannya.
·         Seorang pemimpin etika, menurut Blanchard dan peale, memiliki ketangguhan untuk tetap pada tujuan dan mencapai apa yang dicita-citakannya.
·         Mereka berperilaku secara konsisten dengan apa yang benar-benar penting. Dengan kata lain dia tetap menjaga perspektif

2.  Strategi dan performasi
Fungsi yang penting dari sebuah manajemen adalah untuk kreatif dalam menghadapi tingginya tingkat persaingan yang membuat perusahaannya mencapai tujuan perusahaa terutama dari sisi keuangan tanpa harus menodai aktivitas bisnisnya berbagai kompromi etika. Sebuah perusahaan yang jelek akan memiliki kesulitan besar untuk menyelaraskan target yang ingin dicapai perusahaannya dengan standar-standar etika. Karena keseluruhan strategi perusahaan yang disebut excellence harus bisa melaksanakan seluruh kebijakan-kebijakan perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang jujur.
   3.   Karakter individu
Perjalanan hidup suatu perusahaan tidak lain adalah karena peran banyak individu dalam menjalankan fungsi-fungsinya dalam perusahaan tersebut. Perilaku para individu ini tentu akan sangat mempengaruhi pada tindakan-tindakan mereka ditempat kerja atau dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi karakter individu Faktor –faktor tersebut yangpertama adalah pengaruh budaya, pengaruh budaya ini adalah pengaruh nilai-nilai yang dianut dalam keluarganya. Faktor yang kedua, perilaku ini akan dipengaruhi oleh lingkunganya yang diciptakan di tempat kerjanya. Faktor yang ketiga adalah berhubungan dengan lingkungan luar tempat dia hidup berupa kondisi politik dan hukum, serta pengaruh–pengaruh perubahan ekonomi. Kesemua faktor ini juga akan terkait dengan status individu tersebut yang akan melekat pada diri individu tersebut yang terwujud dari tingkah lakunya.
   4.   Budaya perusahaan
Budaya perusahaan adalah suatu kumpulan nilai-nilai, norma-norma, ritual dan pola tingkah laku yang menjadi karakteristik suatu perusahaan. Setiap budaya perusahaan akan memiliki dimensi etika yang didorong tidak hanya oleh kebijakan-kebijakan formal perusahaan, tapi juga karena kebiasaan-kebiasaan sehari-hari yang berkembang dalam organisasi perusahaan tersebut, sehingga kemudian dipercayai sebagai suatu perilaku, yang bisa ditandai mana perilaku yang pantas dan mana yang tidak pantas. Budaya-budaya perusahaan inilah yang membantu terbentuknya nilai dan moral ditempat kerja, juga moral yang dipakai untuk melayani para stakeholdernya. Aturan-aturan dalam perusahaan dapat dijadikan yang baik. Hal ini juga sangat terkait dengan visi dan misi perusahaan.


Sumber : 

Arijanto, Agus., Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis, Edisi ketiga, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011.

https://desysuryanidns.wordpress.com/model-etika-dalam-bisnis-sumber-nilai-etika-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-etika-manajerial/